Holaaa. .
Aku mau cerita dikit nih.
Jadi ceritanya, seminggu menjelang lebaran kemarin aku posisi di Temanggung *by the way, tau Temanggung ?* *FYI, itu kota kecil di Jawa Tengah. Bisa ditempuh perjalanan 3 jam dari Jogja, melewati Magelang, lalu sampe ke Temanggung. Kota nya dingin gilaakkk*
Lanjut yaa. .
Pas banget ketika itu rambutku lagi "gondrong-gondrongnya". Pokoknya sekilas terlihat persis Om Armand Maulana. Aku paling ga betah dengan rambut "nanggung", jadi ya rencana kupotong rambut aja.
Lalu di Temanggung, aku memutuskan untuk potong rambut ke salon. Yah, namanya juga menjelang lebaran, orang-orang yamg baru dapet THR pastinya "permak penampilan" ke salon. Salon yang kusambangi berada ditengah-tengah pasar. Jadi kebayang gimana hiruk pikuknya.
Baru aku nyampe salon, langsung kutemui pegawainya untuk dapet antrian. Kemudia mbak salon bilang "Cuma ngantri banget, gapapa nunggu?" tanyanya. "Gapapa, nunggu aja" singkatku. Aku berpikir males banget kalo cari salon lain, udah jauh kemana mana naik kendaraan umum dan bisa jadi antriannya panjang seperti ini.
Dan 1 jam kemudian. . .
Fix aku masih ngantri juga.
Tiba-tiba 15 menit kemudian, ada dengungan motor berhenti parkir depan salon. Kulihat sepintas dari dalam salon, seorang gadis bocah perawakan SMA turun dari motor lalu meletakkan helm pink-nya di atas kursi teras salon kemudian masuk ke dalam salon. Lalu aku kembali sibuk dengan ponsel sembari menunggu, dan lega karena sebentar lagi giliran antrianku.
Gadis bocah tersebut kulihat menghampiri resepsionis salon. Dan kalian tau dia bilang apa ?
"Mbak, habis ini aku dong. Buru-buru nih. Cuma creambath ama potong rambut doang" ucapnya dengan santai tanpa memperhatikan antrian mengular didalam ruangan.
Kulihat ibu-ibu disebelahku melirik gadis bocah tersebut dengan tajam. Sambil bergumam menggunakan bahasa Jawa yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia "Mbak-mbak, ngantri doang. orang-orang disini udah pada ngantri lama, main salip aja".
Lalu tidak sampai 5 menit kemudian, petugas salon melirik gadis bocah tersebut disertai isyarat bahwa sekarang gilirannya. WTF !
Entah kenapa tiba-tiba emosiku memuncak jadi marah, kesel, sebel, keki, capek ! Aku bener-bener kesal dengan pihak salon. Mereka ga professional banget sih ! Langsung kuhampiri resepsionis salonnya "Mbak, ga jadi deh. Kelamaan nunggu. Masa' disalip orang" celetukku datar. Tanpa memperhatikan respon mak salon, lalu aku keluar ruangan. Masih membawa rasa kesal, kulihat helm pink si mbak tukang salip teronggok di depan.
Tiba-tiba dibenakku muncul ide
"Gue umpetin aja ni helm. Biar tu orang tau rasa gimana rasanya disalip antrian", benakku. kulirik sekitar tidak ada sinyal-sinyal yang memperhatikanku. Lalu kuambil helm tersebut dan beranjak pergi menuju toko pakaian di seberang salon. Kumasuk ke toko tersebut sembari menenteng "helm sitaan". Seolah-olah melihat deretan pakaian tergantung di etalase salon, lalu kuperhatikan ada celah di semak semak belukar gantungan pakaian. Dan kutaruh helm tersebut diantara deretan pakaian gantung.
"Pasti ga ada orang yang ngeh nih helm gue taruh sini". Akhirnya helm tersebut menemukan habitat barunya. Dengan santai kuberanjak pergi keluar toko tersebut dan mencari salon lain.
Hmm, semoga untuk kedepannya mbak si tukang salip bisa membaca jelas aturan "Budayakan Antri".
Sekian sepenggalan kecil dosaku kemarin. Thank youuu
Aku mau cerita dikit nih.
Jadi ceritanya, seminggu menjelang lebaran kemarin aku posisi di Temanggung *by the way, tau Temanggung ?* *FYI, itu kota kecil di Jawa Tengah. Bisa ditempuh perjalanan 3 jam dari Jogja, melewati Magelang, lalu sampe ke Temanggung. Kota nya dingin gilaakkk*
Lanjut yaa. .
Pas banget ketika itu rambutku lagi "gondrong-gondrongnya". Pokoknya sekilas terlihat persis Om Armand Maulana. Aku paling ga betah dengan rambut "nanggung", jadi ya rencana kupotong rambut aja.
Lalu di Temanggung, aku memutuskan untuk potong rambut ke salon. Yah, namanya juga menjelang lebaran, orang-orang yamg baru dapet THR pastinya "permak penampilan" ke salon. Salon yang kusambangi berada ditengah-tengah pasar. Jadi kebayang gimana hiruk pikuknya.
Baru aku nyampe salon, langsung kutemui pegawainya untuk dapet antrian. Kemudia mbak salon bilang "Cuma ngantri banget, gapapa nunggu?" tanyanya. "Gapapa, nunggu aja" singkatku. Aku berpikir males banget kalo cari salon lain, udah jauh kemana mana naik kendaraan umum dan bisa jadi antriannya panjang seperti ini.
Dan 1 jam kemudian. . .
Fix aku masih ngantri juga.
Tiba-tiba 15 menit kemudian, ada dengungan motor berhenti parkir depan salon. Kulihat sepintas dari dalam salon, seorang gadis bocah perawakan SMA turun dari motor lalu meletakkan helm pink-nya di atas kursi teras salon kemudian masuk ke dalam salon. Lalu aku kembali sibuk dengan ponsel sembari menunggu, dan lega karena sebentar lagi giliran antrianku.
Gadis bocah tersebut kulihat menghampiri resepsionis salon. Dan kalian tau dia bilang apa ?
"Mbak, habis ini aku dong. Buru-buru nih. Cuma creambath ama potong rambut doang" ucapnya dengan santai tanpa memperhatikan antrian mengular didalam ruangan.
Kulihat ibu-ibu disebelahku melirik gadis bocah tersebut dengan tajam. Sambil bergumam menggunakan bahasa Jawa yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia "Mbak-mbak, ngantri doang. orang-orang disini udah pada ngantri lama, main salip aja".
Lalu tidak sampai 5 menit kemudian, petugas salon melirik gadis bocah tersebut disertai isyarat bahwa sekarang gilirannya. WTF !
Entah kenapa tiba-tiba emosiku memuncak jadi marah, kesel, sebel, keki, capek ! Aku bener-bener kesal dengan pihak salon. Mereka ga professional banget sih ! Langsung kuhampiri resepsionis salonnya "Mbak, ga jadi deh. Kelamaan nunggu. Masa' disalip orang" celetukku datar. Tanpa memperhatikan respon mak salon, lalu aku keluar ruangan. Masih membawa rasa kesal, kulihat helm pink si mbak tukang salip teronggok di depan.
Tiba-tiba dibenakku muncul ide
"Gue umpetin aja ni helm. Biar tu orang tau rasa gimana rasanya disalip antrian", benakku. kulirik sekitar tidak ada sinyal-sinyal yang memperhatikanku. Lalu kuambil helm tersebut dan beranjak pergi menuju toko pakaian di seberang salon. Kumasuk ke toko tersebut sembari menenteng "helm sitaan". Seolah-olah melihat deretan pakaian tergantung di etalase salon, lalu kuperhatikan ada celah di semak semak belukar gantungan pakaian. Dan kutaruh helm tersebut diantara deretan pakaian gantung.
"Pasti ga ada orang yang ngeh nih helm gue taruh sini". Akhirnya helm tersebut menemukan habitat barunya. Dengan santai kuberanjak pergi keluar toko tersebut dan mencari salon lain.
Hmm, semoga untuk kedepannya mbak si tukang salip bisa membaca jelas aturan "Budayakan Antri".
Sekian sepenggalan kecil dosaku kemarin. Thank youuu
- Kamis, Juli 16, 2015
- 0 Comments